Tugas Individu
PKKDM
PEMERIKSAAN FISIK
OLEH :
Nama : Hendra
Nim : 09.1101.112
Kelas : c9
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
MAKASSAR
2010
PEMERIKSAAN FISIK
Data Demografi
Adapun bentuk-bentuk datanya sbb:
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Alamat :
7. Tanggal Masuk RS :
8. Tanggal Pengkajian :
9. No. Registrasi :
10. Diagnosa Medis :
11. Nama Penanggung Jawab :
12. Hubungan Dengan Klien :
13. Pekerjaan :
Keadaan Umum:
A.Tingkat Kesadaran
Penilaian kualitatif tingkat kesadaran secara klinis dan umum yang digunakan adalah:
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
4. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
B. Tingkat sakit
Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)
Penin RESPON FISIOLOGIS TERHADAP NYERI
Penin RESPON FISIOLOGIS TERHADAP NYERI
A. Sakit ringan
Relaksasi otot
Ekpresi wajah tampa beban
Mampu melakukan aktivitas seperti biasa
B. Stimulasi Simpatik:(nyeri sedang)
Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
Peningkatan heart rate
Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
Peningkatan nilai gula darah
Diaphoresis
Peningkatan kekuatan otot
Dilatasi pupil
Penurunan motilitas GI
Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
Peningkatan heart rate
Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
Peningkatan nilai gula darah
Diaphoresis
Peningkatan kekuatan otot
Dilatasi pupil
Penurunan motilitas GI
c. Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
Muka pucat
Otot mengeras
Penurunan HR dan BP
Nafas cepat dan irreguler
Nausea dan vomitus
Kelelahan dan keletihan
Muka pucat
Otot mengeras
Penurunan HR dan BP
Nafas cepat dan irreguler
Nausea dan vomitus
Kelelahan dan keletihan
RESPON TINGKAH LAKU TERHADAP NYERI
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari
C. Tanda-tanda Vital
1. Tekanan Darah
Tekana Darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh tubuh manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tekanan Darah :
Usia
Tingkat normal tekanan darah berfariasi sepanjang kehidupan. Tingkat tekanan darah anak-anak atau remaja dikaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh dan usia. Tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia. Lansia tekanan darahnya meningkat sehubugan dengan penurunan elastisitas pembuluh.
Stres
Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik, yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung, dan tahanan vascular perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.
Ras
Frekuensi hipertensi ( Tekanan Darah Tinggi ) pada orang Afrika, Amerika lebih tinggi dari pada orang Eropa Amerika.
Medikasi
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Golongan medikasi yang lain yang mempengaruhi tekanan darah adalah analgesic narkotik, yang dapat menurunkan tekanan darah.
Variasi Diurnal
Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali,. Secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau malam.
Jenis kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada anak-anak laki-laki atau perempuan. Setelah masa pubertas,pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah masa menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada pria pada usi tersebut.
Nilai Tekanan Darah Normal untuk semua usia :
Ø Bayi baru lahir 40 rerata
Ø Satu bulan, 85 / 54 mmHg
Ø Satu tahun, 95 / 65 mmHg
Ø 6 tahun, 105 / 65 mmHg
Ø 10 sampai 13 tahun, 110 / 65 mmHg
Ø Dewasa Tengah, 120 / 75 mmHg
Ø Lansia, 140 / 90 mmHg
2. Suhu
Suhu adalah perbedaan antara jumlah panas tubuh dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :
Usia
Bayi baru lahir pengeluaran lebih dari 30 % panas tubuhnya melalui kepala dan oleh karena itu perlu mengunakan penutup kepala untuk mencega pengeluaran panas. Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. Perbedaan secara individu 0.25 0 sampai 0,55 0 C.
Olahraga
Aktivitas otot memelurkan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolism dan produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh.
Kadar hormone
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.
Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 0 sampai 10 C selama periode 24 jam. Bagaimanapun suhu merupakan irama paling stabil pada manusia. Suhu tubuh biasanya paling rendah antara pukul 1.00 dan 4.00 dini hari. Sepanjang hari, suhu naik sampai sekitar pukul 18.00 dan kemudian turun seperti pada dini hari.
Stress
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan. Perubahan fisiologis tersebut meningkatkan.
Lingkungan
Jikan suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran panas dan suhu tubuh akan naik, begitu pula sebaliknya.
Batas suhu: 36-37,4 derajat celcius
Tempat pengukuran suhu tubuh:
1. Oral ( mulut )
Pengukuran dilakukan selama ± 3 menit
2. Aksilla ( ketiak )
Pengukuran dilakukan selama ± 5 menit
3. Rektal ( anus )
Pengukuran dilakukan selama ± 10 sampai 15 menit
3. Pernapasan
Pernapasan merupakan mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir dengan darah serta darah dengan sel.
Faktor yang mempengaruhi karakter pernapasan
1. Olahraga
Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan untk memenuhi kebutuhan tubuh untuk menambah oksigen
2. Nyeri Akut
Nyeri akut meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan sebagai akibat dari stimulus simpatik. Klien dapat menghambat atau membebat pergerakan dinding dada jika ada nyeri pada area dada atau abdomen. Nafas akan menjadi dangkal.
3. Ansietas
Ansietas meningkatkan frekuensi dan kedalaaman pernapasan sebagai akibat stimulus simpatik.
4. Merokok
Merokok kronik mengubah jalan arus udara paru, mengakibatkan peningkatan frekuensi.
5. Anemia
Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawah O2 dalam darah. Individu bernafas dengan lebih cepat untuk meningkatkan penghataran O2.
6. Posisi Tubuh
Postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi penuh paru, posisi yang bungkuk dan telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.
7. Medikasi
Analgesik narkotik dan sedative menekan frekuensi dan kedalaman.
8. Cedera Batang Otak
Cedera pada batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat frekuensi dan irama pernapasan.
Mekanisme pernapasan normal
Tipe pernapasan
1. Vesicular
Suara napas vesicular terdengar di semua lapangan paru yang normal, bersifat halus, bernada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspirasi.
2. Broncho-vesicular
Suara napas broncho-vesicular terdengar di daerah percabangan bronchos dan trakea. Jadi sekitar sternum dan region interskapular, nadanya sedang, lebih besar dibandingkan vesicular, inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.
3. Bronchial
Suara napas bronchial terdengar di daerah trakea ( leher ) dan supra sternal nulch. Bersifat kasar, nada tinggi, inspirasi lebih pendek dibandingkan dengan ekspirasi.
POLA PERNAPASAN
Pola pernapasan | Deskripsi |
Dispnea | Susah napas yang ditunjukkan adanya rektraksi |
Bradipnea | Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irana teratur |
Takipnea | Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal |
Hiperpnea | Pernapasan cepat dan dalam |
Apnea | Tidak ada pernapasan |
Cheyne stokes | Periode pernapasan cepat dalam yang bergantian dengan periode apnea, umumnya pada bayi dan anak-anak selama tidur nyenyak, depresi, dan kerusakan otak. |
Kusmaul | Napas dalam yang abnormal bias cepat, normal atau lambat umumnya pada asidosis metabolic |
Biot | Tidak teratur terlihat pada kerusakan otak bagian bawah dan depresi pernapasan. |
FREKUENSI PERNAPASAN
Frekuensi pernapasan normal untuk semua usia
Bayi baru lahir 35 – 40 x / menit
Bayi ( 6 bulan) 30 – 50 x / menit
Toddler ( 2 Tahun ) 25 – 32 x / menit
Anak-anak 20 – 30 x / menit
Remaja 16 – 19 x / menit
Dewasa 12 – 20 x / menit
Irama pernapasan
Dengan bernapas normal interval regular terjadi setelah setiap siklus pernapasan. Bayi cenderung untuk kurang terartur dalam bernapas. Anak-anak yang kecil mungkin bernapas secara lambat selama beberapa detik dan kemudian tiba-tiba bernapas dengan lebih cepat.
4. Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat di raba di beberapa tempat pada tubuh.
Faktar-faktor yang mempengaruhi frekuensi Nadi
Faktor | Meningkatkan frekuensi Nadi | Menurunkan frekuensi Nadi |
Latihan fisik | Latihan fisik jangka pendek | Atlet yang di latih dalam jangka waktu yang lama akan memiliki frekuensi jantung istirahat yang rendah |
Suhu | Demam dan panas | Hiportemia |
Emosi | Nyeri akut dan ansietas meningkatkan stimulus simpatik, mempengaruhi frekuensi jantung | Nyeri berat yang tidak hilang meningkatkan stimulusi parasimpatik, mempengaruhi frekuensi jantung : relaksasi |
Obat-abatan | Obat-obat kronotropik positif seperti epinefrin | Obat-obat kronotropik negative seperti digitalis |
Hemoragi | Kehilangan darah meningkatkan stimulus simpatik | |
Perubahan postur | Berdiri atau duduk | Berbaring |
Gangguan paru | Penyakit yang mengakibatkan oksigenasi buruk | |
Nadi normal untuk semua usia
Baya 120-160/ mnt
Todler 90-140/ mnt
Prasekolah 80-110/ mnt
Usia sekolah 75-100/ mnt
Remaja 60-90/ mnt
Dewasa 60-100/ mnt
Tempat pengukuran nadi eliputi :
Tempat | Letak | Kriteria pengkajian |
Temporal | Di atas tulang tengkorak, di atas dan lateral terhadap mata | Bagian yang mudah dicapai digunakan untuk mengkaji nadi pada ank-anak |
Karotid | Sepanjang tepi medial otot sternokleidomastoid di leher | Bagian yang mudah dicapai digunakan pada saat syok psikologis atau henti jantung saat bagian lain tidak dapat diraba |
Apical | Rongga interkostal ke empat sampai ke lima pada garis midklavikular kiri | Bagian ini digunakan untuk mengauskultasi nadi apical |
brakial | Alur di antara otot bisep dan trisep pada fosa antekubital. | Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke lengan bawah.Bagian ini juga digunakan untuk mengauskultasi tekanan darah. |
Radial | Radial atau di sisi ibi jari dan jari telunjuk pada pergelangan tangan | Bagian ini biasa digunakan digunakan untuk mengkaji karakter nadi perifer dan mengkaji status sirkulasi ke tangan. |
Ulnar | Bagian ulnar dari pergelangan tangan | Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tangan. Bagian ini juga digunakan tes allen. |
Femoral | Di bawah ligament inguinal, di tengah antara sifisis pubis dan spina illiaka anterior superior | Bagian ini digunakan untuk mengkaji status nadi pada saat syok psikologis atau henti jantung saat nadi lain tidak dapat diraba, dan digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai. |
Poplitea | Di belakang tumit pada fossa popliteal | Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai bagian bawah. |
Tibia Posterior | Bagian dalam pergelangan kaki di bawah maleolus medial | Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki |
Pedis dorsal | Sepanjang bagian atas kaki, di antara tendon ekstensi dari jari kaki pertama dan besar | Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki |
5. PENGUKURAN BADAN
1. Tinggi badan :
2. Berat badan :
E. PEMERIKSAAN ORGAN
1. Kepala dan Leher
Pemeriksaan kepala dan leher mencakup pengkajian kepala, mata, telinga, hidung, mulut, faring, dan leher( limfenodus, arteri carotid, kelenjar tiroid, dan trakea).
a. Kepala
Inspeksi dan Palpasi
Dimulai dengan menginspeksi posisi kepala dan gambaran wajah klien. Kepala normalnya tegak dan stabil. Yang harus dicatat pula yaitu gambaran wajah klien, melihat kelopak mata, alis, lipatan nasolabil, dan mulut untuk mengetahui bentuk dan kesimetrisan dan wajah. Selanjutnya dilanjutkan dengan memperhatikan bentuk, ukuran, dan kontur tengkorak. Tengkorak umumnya bulat dengan tonjolan di area frontal anterior dan area oksipital posterior.
b. Mata
Pemeriksaan mata mencakup ketajaman penglihatan, lapang pandang, gerakan ekstaokuler, dan struktur mata eksternal dan internal.
c. Telinga
Telingah mudah diperiksa karena mudah dijangkau. Tiga bagian dari telinga adalah telinga luar, tengah dan dalam, Perawat menginspeksi dan mempalpasi struktur telinga luar, menginspeksi struktur telingah tengah dan otoskop dan menguji telingah dalam dengan ketajaman pendengaran.
Perawat mengkaji telinga untuk menentukan integtitas struktur telinga dan kondisi pendengaran. Data riwayat keperawatan membantu mengidentifikasi risiko penggunaan pendengaran.
d. Hidung dan Sinus
Yang digunakan dalam mengkaji hidung dan sinus yaitu inspeksi dan palpasi. Ketika menginspeksi hidung eksternal, perawat mengobservasi bentuk, ukuran, warna kulit, dan adanya deformitas dan inflamasi. Hidung normalnya halus, dan simetris dan berwarna sama dengan wajah.
Pemeriksaan sinus melibatkan palpasi dan transiluminasi. Cara paling efektif untuk mengkaji adanya nyeri tekan adalah dengan mempalpasi secara eksternal area fasialis frontal dan maksiler.
e. Mulut dan Faring
Perawat mengkaji mulut dan faring untuk mendeteksi tanda kesehatan secara umum, menentukan kebutuhan hygiene oral, dan menentukan terapi keperawatan untuk klien dengan dehidrasi, asupan terbatas, trauma oral, atau obstruksi jalan napas oral. Untuk menkaji rongga oral, perawat menggunakan senter dan spatel lidah atau kasa tunggal segi empat.
f. Leher
Otot leher, limfe nodus kepala dan leher, arteri carotid, vena jugularis, kelenjar tiroid, dan trakea terdapat di dalam leher. Perawat menginspeksi dan mempalpasi leher untuk menentukan integritas struktur leher dan untuk memeriksa system limfatik.
2. Kulit, Rambut dan Kuku
a. Kulit
Pengkajian kulit dapat mengungkapkan berbagai kondisi termasuk perubahan pada oksigenasi, sirkulasi, nutrisi, kerusakan jaringan local, dan hidrasi.
b. Kuku
Bagian kuku yang paling dapat dilihat adalah plat kuku, lapisan transparan sel epitel yang mengikuti bantalan kuku.
Inspeksi dan Palpasi
Perawat menginspeksi warna bantalan kuku, kebersihan, panjang, ketebalan,dan bentuk plat kuku, tekstur kuku, sudut antara kuku dan bantalan kuku, dan kondisi lipatan kuku lateral dan proksimal, di sekitar kuku. Perawat juga mempalpasi bagian dasar kuku.
3. Toraks dan Paru-paru
a. Toraks Posterior
Perawat menginspeksi terlebih dahulu bentuk, dan kesimetrisan dada klien dari belakang dan depan. Catat diameter anteroposterior. Bentuk atau postur dapat mengubah gerakan ventilasi secara signifikan. Yang perlu dicatat juga yaitu adanya deformitas, posisi spinal, landaian iga, retraksi ruang intercostalselama inspirasi dan penonjolan ruang intercostals selama ekspirasi. Perawat juga menginspeksi toraks posterior untuk menentukan kecepatan dan irama pernapasan.
b. Toraks Lateral
Selama pemeriksaan dada lateral, klien dalam posisi duduk. Biasanya perawat memperluas pengkajian toraks posterior sampai ke sisi dada lateral. Klien diminta untuk mengangkat lengan, yang memperbaiki akses ke struktur toraks lateral. Perawat menggunakan keempat keterampilan pengkajian untuk memeriksa toraks lateral secara metodik. Ekskursi tidak dapat dikaji secara lateral. Normalnya, hasil perkusi adalah resonan, dengan bunyi napas vesikuler.
c. Toraks Anterior
Toraks anterior diinspeksi untuk gambaran yang sama dengan toraks posterior. Perawat mengobservasi otot-otot pernapasan aksesoris, sternokleidomastoideus, trapezius, dan otot abdomen.Otot aksesoris bergerak sedikit dengan pernapasan pasif normal.
a. Jantung
Inspeksi
Pada pemeriksaan ini, yang dilihat yaitu denyut apeks jantung yang terletak di ICS 5 Midklavikular. Namun sebelumnya diperhatikan terlebih dahulu bentuk dadanya, simetris atau tidak.
Palpasi
Pada pemeriksaan ini yang diraba yaitu apeks jantung yang terletak di ICS 5 midklavikular dan kemudian dirasakan dengan apeks jantung.
Perkusi :
Pada pemeriksaan ini yang pertama kali diketuk yaitu katub aorta, kemudian katub pulmonal, katub tricuspid, dan katub mitral.
Auskultasi :
Auskultasi: mendeteksi bunyi jantung normal, bunyi jantung ekstra, dan murmur.
b. Sistem Vaskular
Pemeriksaan system vascular mencakup pengukuran tekanan darah, dan pengkajian yang menyeluruh terhadap integritas system vascular perifer.
a. Tekanan darah
Perawat mengauskultasi tekanan darah pada arteri brakhialis di kedua lengan. Kebanyakan pemeriksa menggunakan stetoskop untuk mengauskultasi tekanan darah tetapi bel lebih efektif menghantarkan bunyi korotkof bernada rendah.
b.Arteri Karotid
Arteri carotid mencerminkan fungsi jantung dengan lebih baik dibandingkan arteri perifer karena posisinya dekat dengan jantung dan oleh karena itu, tekanannya berhubungan dengan yang ada di aorta.
c. Vena Jugularis
Pemeriksaan yang terbaik adalah memeriksa jugularis interna kanan karena mengikuti jalur anatomic yang lebih langsung ke atrium kanan jantung kolumna darah di dalam jugularis interna bertindak sebagai manometer. Mencerminkan tekanan di atrium kanan.
d. Arteri dan Vena Perifer
Perawat memeriksa setiap arteri perifer dengan menggunakan bantalan distal telunjuk dan jari tengah. Ibu jari dapat membantu menambatkan arteri brakhialis dan femoralis.
Perawat mengkaji vena perifer dengan meminta klien duduk dan berdiri. Pengkajian mencakup inspeksi dan palpasi adanya varises, edema perifer, dan flebitis.
c. Payudara
a. Payudara wanita
selama pemeriksaan, perawat menjelaskan bagaimana caranya melakukan pemeriksaan payudara sendiri( SADARI). Sambil mengkaji payudara klien, perawat menggunakan banyak tekhnik yang sama yang akan digunakan klien di rumah.
Inspeksi
Perawat menginspeksi ukuran, warna, bentuk, rabas pada putting dan areola serta arah tumbuhnya putting. Areola normal berbentuk bulat atau oval dan hampir sama secara bilateral. Warna memiliki rentang dari merah muda sampai cokelat.
Palpasi
Palpasi jaringan payudara yang terbaik dilakukan dengan klien pada posisi terlentang dan satu lengan di belakang kepala. Posisi terlentang memungkinkan jaringan payudara tersebar merata pada dinding dada. Pemeriksa sering meletakkan bantal kecil atau handuk di belakangbelikat untuk memposisikan jaringan payudara.
Konsistensi jaringan payudara normal sangat bervariasi. Payudara pada klien yang masih muda keras dan elastic. Pada klien lansia jaringan tersebut terasa berserabut dan noduler.
b. Payudara Pria
Pemeriksaan payudara pria relative mudah. Puting dan areola diinspeksi untuk adanya nodul, edema, dan ulserasi. Pembesaran payudara pria dapat terjadi akibat obesitas atau pembesaran kelenjar.
Abdomen
Pemeriksaan mencakup pengkajian struktur traktus gastrointestinal(GI) bawah selain hati, lambung, uterus, ovarium, ginjal dan kandung kemih.
Inspeksi
Untukmenginspeksi gerakan atau bayangan abnormal pada abdomen, perawat berdiri di sisi kanan klien dan melakukan inspeksi di atas abdomen. Dengan posisi duduk untuk melihat tegak lurus pada abdomen, perawat mengkaji kontur. Yang diinspeksi yaitu kulit, umbilicus, kontur dan simetrisitas, pembesaran organ atau massa serta gerakan atau palpasi.
Auskultasi
Perawat mengauskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus dari motilitas usus dan untuk mendeteksi bunyi vaskuler.
Perkusi
Perkusi abdomen dilakukan untuk mengetahui letak organ-organ yang berada di bawahnya, tulang dan massa dan membantu mengungkapkan adanya udara di dalam lambung dan usus.
Palpasi
Palpasi digunakan untuk mendeteksi letk area-area nyeri tekan pada abdomen dan mencatat kualitas distensi abdomen atau massa.
. Genitalia Wanita dan Saluran Reproduksi
Klien dapat memerlukan pemeriksaan yang lengkap terhadap organ reproduksi wanita, yang mencakup pengkajian genitalia eksterna dan pemeriksaan vagina.
a. Genitalia Eksternal
Perawat menginspeksi karakteristik permukaan labia mayora. Kulit perineum halus, bersih dan sedikit lebih gelap dari kulit yang lain. Membran mukosa tampak lebih muda dan lembab. Labia mayora bias membuka atau menutup dan tampak kering atau lembab.Labia tersebut biasanya simetris.
Untuk menginspeksi struktur ekstra lainnya, perawat meletakkan ibu jari dan jari telunjuk tangan nondominan di dalam lbia minora dan meretraksi jaringan tersebut keluar.
b. Pemeriksaan speculum pada genitalia internal
Pemeriksaan genitalia internal melibatkan penggunaan speculum plastic atau logam. Terdiri dari dua bilah dan satu skrup ibu jari, speculum tersebut dimasukkan ke dalam vagina untuk mengkaji genitalia internal untuk adanya lesi kanker dan abnormalitas lainnya.
c. Serviks
Pemeriksa menginspeksi serviks untuk warna, tampilan lubang atau tulang, posisi, ukuran, karakteristik, permukaan dan rabas.Serviks normal berwarna merah muda mengkilat, halus dan bulat.Diameternya kira-kira 2,5 sampai 3 cm pada wanita muda dan lebih kecil lagi pada lansia. Serviks harus berada pada garis tengah dan tanpa lesi.
d. Vagina
Pemeriksa melihat dinding vagina pada saat speculum ditarik secara perlahan. Pada saat speculum dikeluarkan dari serviks, skrup dilonggarkantetapi bilah dijaga agar tetap terbuka dengan ibu jari. Pemeriksa mencatat warna, karakteristik permukaan, dan sekresi. Dinding vagina normalnya berwarna merah muda dan bebas dari rabas dan lesi. Permukaan harus lembab dan halus. Sekresi normal bersifat encer, jernih atau keruh dan tidak berbau.
Genitalia Pria
Pemeriksaan genitalia pria mencakup pengkajian genitalia eksternal dan cincin serta kanal inguinal.
a. Maturitas Seksual
Dimulai dengan mengkaji kematangan seksual klien, ukuran dan bentuk penis, dan testis, warna dan tekstur kulit skrotum, dan karakter serta distribusi rambut pubis.
b. Penis
Perawat menginspeksi struktur penis, termasuk batang korona, prepusium, glans, dan meatus uretra.
c. Skrotum
Ukuran, bentuk, dan konsistensi organ harus dicatat.
d. Cincin dank anal inguinalis
Kedua area inguinal tersebut diinspeksi untuk adanya tanda-tanda nyata penonjolan.
Rektum dan Anus
Inspeksi :
Perawat memulainya dengan menginspeksi area perianal dan sakroksigeus. Kulit harus halus dan tidak ada kerutan. Perawat mencari adanya benjolan ruam, inflamasi, ekskoriasi, dan eskar.
Palpasi manual :
Di atas kanal anal, perawat mempalpasi setiap sisi dinding rectal untuk adanya nteri tekan, ketidakteraturan,polip, massa, atau nodul.
Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian fungsi musculoskeletal berfokus pada penentuan rentang gerak sendi, kekuatan dan tonus otot, dan kondisi sendi dan otot. Dengan menggunakan cara yakni inspeksi umum dan palpasi.
Sistem Neurologis
a. Status mental dan emosi
Perawat dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama pemeriksaan untuk mengumpu lkan data dan mengobservasi emosi dan ide-ide yang tepat. Status mental dan emosi meliputi tingkat kesadaran, perilaku dan penampilan serta bahasa.
b. Fungsi intelektual
Fungsi intelektual mencakup memeori, pengetahuan, berfikir abstrak, asosiasi dan penilaian.
c. Fungsi Saraf Otak
Perawat dapat mengkaji 12 saraf otak atau menguji satu saraf atau kelompok saraf terkait. Tes saraf okulomotor mengukur respon pupil. Pengkajian saraf glosofaring dan nervus fagus mengungkapkan integritas reflex muntah. Pengukuran yang digunakan untuk mengkaji integritas organ di dalam kepala dan leher juga mengkaji fungsi saraf otak.
d. Fungsi Sensoris
Perawat dapat mengkaji saraf sensori mayor dengan mengetahui zona dermaton sensori.
e. Fungsi Motorik
Pengkajian fungsi motorik mencakup pengukuran yang sama yang dilakukan selama pemeriksaan musculoskeletal. Dikaji juga fungsi sereberal.
f. Refleks
Perawat mengkaji integritas jaras sensorik dan motorik dari arkus reflex dan segmen medulla spinalis spesifik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar